Kamis, 23 April 2009

my third 'cerpen'

YANG TERDALAM


10 july 2009
Tak sampai dua bulan lagi aku akan segera menikah dengan pria yang baru 4 bulan terakhir ini aku kenal, raufan.

Tapi jangan pernah menanyakan bagaimana perasaanku saat ini, karena aku tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Entahlah… aku pernah berjanji pada diriku sendiri, bahwa aku hanya akan menikah dengan pria yang benar benar aku cintai dan juga mencintaiku. Karena aku tidak mau terjebak dalam hubungan yang aku sendiri tidak nyaman di dalamnya. Dulu… pernah sekali aku mencintai seseorang, ya, hanya sekali! Dan sejak itu aku tak pernah bisa mencintai siapapun seperti aku mencintainya. Sayangnya, pria itu bukanlah raufan.

11 agustus 2009
“ selamat ulang tahun, bara…”, sudah lama sekali aku mencoba untuk tidak pernah menyebut nama itu, melupakan segala yang berkaitan dengan pria pemilik nama itu, tapi hari ini dan di setiap tanggal yang sama di setiap tahun, selalu saja ku tak mampu menahan luapan emosiku sendiri. Selalu bibir ini akan menyebut nama itu dan mengucapkan doa untuknya, sembari mengingat setiap jengkal kenangan yang aku lewati bersamanya.

Dulu… di setiap ulang tahunnya, selalu ku sempatkan untuk membuat surprise party. Sama halnya yang dia lakukan di setiap ulang tahunku. Pernah dulu saat ulang tahunku ke 23, dia menelponku dikantor dan mengatakan bahwa dia tidak bisa datang ke rumah kontrakanku karena ada tugas keluar kota. padahal sebelumnya dia sudah berjanji akan mengajakku dinner di tempat special. Waktu itu aku kecewa sekali tapi aku berusaha tak menunjukan kekecewaanku. Dan akhirnya ku putuskan untuk lembur di kantor.

Tapi betapa terkejutnya aku ketika tiba di rumah kontrakanku dan melihat keadaan kamarku. seluruh lantai tertutupi oleh kelopak kelopak bunga kesukaanku, mawar merah. satu buket besar mawar merah tergeletak di atas ranjangku, dan ada 20an, oh bukan ada sekitar 30 an balon gas berbentuk hati memenuhi langit kamarku. Dan ketika dia tiba tiba muncul di belakangku, aku hanya bisa memeluknya sambil tersedu karena haru, waktu itu dia memberiku sebuah kalung dengan liontin berinisial E.

Setiap ulang tahunnya aku juga memberikan kejutan untuknya, hanya saja tak sesukses dia, dan tak seromantis dia. Pernah sekali dulu dia muncul di apartementnya tiba tiba, ketika ku tengah menghias ruang tamunya untuk persiapan surprise party buatnya bersama Irene dan wida sahabatku, aku langsung menangis karena merasa telah gagal memberinya kejutan, tapi dia terus menenangkanku dan berkata “ ngga usah sedih sayang, kamu masih memiliki banyak kesempatan di ulang tahun-ulang tahunku yang lain. Karena aku akan terus bersamamu hingga aku berhenti dan tak bisa berulang tahun lagi.”

* * *
Bara…
Sebagai psikolog aku telah membantu banyak pasien mengatasi masalah dalam hidupnya, mengajari mereka bagaimana memulai lembar lembar kehidupan dengan semangat baru, mengajari mereka cara memandang hidup dengan lebih menyenangkan, mengajari mereka bagaimana menghilangkan trauma, dan melupakan hal hal yang menyakitkan, tapi 7 tahun lamanya aku mencoba, aku sendiri tak pernah berhasil melupakanmu… bukan ku tak berusaha keras untuk itu, tapi semakin aku mencoba, semakin nyata bayangmu hadir dalam hari hariku.

Pernah ku coba bangkit dan menata kehidupanku kembali setelah kepergianmu, tapi itu sungguh tak mudah. Pria pria selanjutnya setelah kamu hanya menjadi pengalih perhatian dari kesepianku. Aku memang tak mau siapapun tahu bahwa aku hancur dan tak bisa hidup tanpa kamu… walaupun itulah kenyataan yang sebenarnya.

Bara… Aku sangat membencimu, seperti aku mencintaimu
Seandainya dulu aku sudah seperti sekarang, mungkin orang tuamu bisa menerima kehadiranku. Seandainya asal usulku jelas, mungkin dulu keluargamu tidak akan begitu membenciku, tapi kenapa aku yang di salahkan ??? Aku tak pernah meminta pada tuhan untuk menjadi orang miskin, aku juga tak pernah meminta menjadi anak buangan yang di besarkan dipanti sosial tanpa asal usul yang jelas… mestinya keluargamu tahu itu, dan memberi kita kesempatan, bukan malah memisahkan kita dan menjodohkanmu dengan anak orang kaya itu…

Aku benci kamu, bara…karena harusnya kamu juga menolak perjodohan itu, harusnya kamu tak lemah seperti itu, Aku membencimu karena kau membuatku tak bisa berhenti mencintaimu!

Tapi sudahlah, yang jelas tak sampai dua bulan lagi aku akan menjadi nyonya raufan. Aku harap hidup bersamanya bisa membuatku benar benar melupakanmu, bara. Mungkin kali ini aku harus menjadi air, yang mengikuti kemana arus membawaku pergi. Aku lelah terus melawan arus, aku lelah melawan takdir, bagaimanapun juga kamu telah bahagia bara. Dan aku juga berhak bahagia sepertimu!

Intro ‘ yang terdalam ‘ milik peterpan terdengar dari hp ku, ku lihat nomor baru tanpa nama di layar hp ku, sepertinya nomor luar negeri. Tapi siapa ya…

“ halo, .…” tak ada jawaban sama sekali.

“ haloooo…” ku ulang lebih keras.

“ elen, ini bara…” terdengar suara yang sangat aku kenal.

Refleks ku tutupi langsung mulutku yang menganga karena kaget, pikiranku langsung menjelajah jauh pada sosok pria yang telah mengorak abrik tatanan hatiku, yang telah mematahkan sendi sendi kehidupanku dengan cintanya, yang memasungku dengan jutaan kenangan tak terlupakan.bara…

“ benarkah kau akan menikah, elen? “

Setelah 7 tahun bara meninggalkan aku, berani beraninya dia sekarang tiba tiba menelpon dan menanyakan apakah benar aku akan menikah?

“ aku mau menikah atau tidak itu sama sekali bukan urusanmu bara ! “

“maafkan aku karena selama ini aku tak pernah ada di sampingmu, aku tahu aku tak berhak mencampuri kehidupanmu lagi, tapi kau harus tahu elen, aku telah berusaha sangat keras untuk bisa menemukanmu kembali, aku ngga mau kehilangan kamu sekali lagi, aku sangat mencintaimu elen, dan itu tak berubah sampai sekarang…”

Air mataku perlahan turun mendengar ucapannya, entah air mata apa ini akupun tak tahu. Sebenarnya aku memang belum dan sepertinya tak akan pernah bisa melupakannya.

“ apa maksudmu dengan ‘usaha yang sangat keras’ ? kemana kamu mencariku selama 7 tahun ini? …sudahlah bara, lupakan saja semua omong kosongmu itu! ” terdengar jelas kebencian dalam nada bicaraku

“ kau pasti bohong, elen! Aku tahu bagaimana kamu, aku yakin kau mengalami hal yang sama sepertiku, aku sudah sangat lelah mencoba melupakan semua tentangmu, tapi itu sepertinya mustahil, sampai saat ini aku tak pernah sedikitpun melupakanmu, aku masih sangat mencintaimu elen…aku hampir gila waktu tahu dari Irene kau akan menikah dua bulan lagi, katakan padaku itu semua itu ngga benar kan elen ??? ”

Dadaku bergemuruh demi mendengar semua ini, tuhan benarkah ini nyata, bara…ya bara-ku masih mencintaiku, bara tak pernah melupakanku…adakah hal yang lebih membahagiakan dari ini, tiba tiba terdengar bara tengah berbincang dengan seorang anak kecil

“ daddy, can u fix this toy for me please…”

“ not now dear, I will help u after this, please u go and play with barney first ok…”

Bara telah memiliki seorang anak, tak mungkin dia masih mencintaiku, andai dia masih mencintaikupun, tak mungkin dia akan meninggalkan istri dan anak-anaknya untukku, andai dia mau sekalipun, aku tak akan mungkin tega membiarkan dia berbuat sejahat itu pada anak dan istrinya…

“ elen, sekarang aku masih di Singapore, tapi besok malam aku sudah akan ada di depan pintu rumahmu, kita akan bersama lagi elen… tanpa ada yang bisa memisahkan kita lagi, kamu juga pasti bahagia mendengarnya kan? “

“ bara…aku tak bisa, ku mohon jangan pernah muncul lagi dalam hidupku, sadarlah semuanya tak lagi sama sekarang…” aku tergugu mengucapkannya, karena sebenarnya saat seperti inilah yang selalu aku tunggu, tapi aku tak ingin siapapun merasakan luka yang sama sepertiku, luka kehilangan seseorang yang di cintai, bahkan istri bara sekalipun aku tak ingin menyakitinya.

“ kau tak punya alasan untuk menolaknya elen, kecuali kau memang tak lagi mencintaiku… tapi itu tak mungkin! Kau pasti…”

“ ya, aku memang tak lagi mencintaimu, aku akan menikah dua bulan lagi dengan pria yang ku cintai “. sulit rasanya ku percaya apa yang telah aku ucapkan barusan


“ kau memang bagian terindah dalam hidupku, itu tak ku pungkiri bara, tapi bukan yang terbaik… lupakan aku bara… kadang cinta tak harus memiliki, tapi semua orang masih bisa belajar mencintai apa yang telah di miliki, aku harap kau pun bisa begitu bara”

Cinta memang gila, beberapa detik yang lalu aku begitu berharap bara-ku akan kembali, dan sekarang keinginanku begitu cepat berubah. Tapi ada kelegaan luar biasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Bara hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun.sampai akhirnya…

“ aku harap kau berubah pikiran elen, aku yakin sekali perasaanmu masih sama sepertiku, entah karena apa kau mengingkarinya, tapi aku akan tetap sabar menantimu,elen… sampai kapanpun…”

Ku tutup telepon paling bersejarah ini, semoga aku tidak akan menyesalinya semua yang telah kuucapkan. Aku yakin akan lebih banyak orang yang berbahagia dengan ketidakbersamaanku dan bara.

Selamat ulang tahun, bara. Semoga kau menemukan kebahagiaan sejatimu.

* * *
malam yang sama di Singapore
terkadang kita harus merelakan apa yang benar benar kita inginkan dalam hidup, dan ketika kehilangannya, kita tak harus diam di tempat dan terus menangisinya, akan lebih baik jika kita berhenti sejenak dan menata langkah kembali, serta melihat sekitar apa yang masih kita miliki…tapi itu memang tak mudah bagi bara ataupun Elena.

cinta memang tak pernah salah, hanya saja kadang cinta berpijak di tempat dan waktu yang salah. Seperti yang terjadi pada bara dan Elena.
bara tersedu di samping ranjangnya, dia tak pernah menyangka semuanya akan berakhir seperti ini.farrel anak angkatnya terus saja bermain robot-robotan di dekatnya tanpa memedulikan ayahnya yang terus menangis.

Sejak pernikahanya gagal dengan ana, gadis yang di jodohkan oleh orang tuanya, bara terus mencari tahu dimana Elena tapi tak pernah berhasil. Sahabat-sahabat Elena sudah tak sudi lagi membantunya, mereka semua menyalahkan bara. Sampai akhirnya Irene tak tega melihat usahanya yang tak kenal menyerah, tapi semua terlambat, bara datang ketika akhirnya Elena telah menemukan seseorang yang memang pantas di cintainya dan bisa membahagiakannya.

Tinggalah bara tergugu menangisi cintanya. Langit di Singapore semakin gelap, sepekat hati yang perlahan mati.

* * *




Cilacap, dulu banget…waktu lagi kangen kamu, $#!%:(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar